Edukiper.com - Pembelajar visual (visual learner) adalah pembelajar yang belajar dengan tipe visual, yaitu gaya belajar yang lebih mengandalkan penglihatan daripada pendengarannya. Pembelajar visual cenderung lebih mudah mengingat apa yang ia lihat daripada yang ia dengar. Orang yang belajar dengan gaya visual biasanya lebih suka membaca buku daripada dibacakan. Mereka tidak terlalu aktif berbicara dan merupakan pemerhati yang baik. Pembelajar visual memiliki minat yang kuat terhadap warna dan gambar serta sangat memperhatikan detail. Gaya belajar visual jika tidak dilatih dan dikembangkan, maka anak akan mengalami masalah dalam beberapa aspek belajarnya terutama dalam hal diskusi dan berdialog. Dengan melihat kecenderungan mereka dalam belajar, guru dapat membantu untuk mengoptimalkan potensi belajar, kinerja, serta prestasi pembelajar visual secara efektif.
Pembelar visual memiliki kecenderungan untuk memanfaatkan indera penglihatan sebagai kekuatan utama dalam menyerap, mengatur, dan mengolah informasi. Mereka menangkap berbagai informasi melalui apa yang mereka lihat dan cenderung harus melihat langsung agar dapat mengerti.
Salah satu sisi positif dari pembelajar visual adalah ketelitian mereka terhadap detail. Pembelajar visual sangat memperhatikan detail sehingga dengan kinerja yang optimal mereka dapat menangkap detail dari suatu informasi yang mereka lihat.
Berdasarkan kecenderungannya, gaya belajar visual memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Agar potensi anak berkembang, maka guru harus mencoba menggali dan mengembangkan kelebihan mereka serta memperbaiki kekurangan yang ada.
Berikut beberapa kelebihan pembelajar visual:
1. Mudah mengingat informasi yang ia lihat
2. Memiliki minat yang kuat terhadap warna dan gambar
3. Dapat merekam informasi dalam kepala berdasarkan bagian yang mereka lihat
4. Cenderung lebih teliti karena sangat memperhatikan detail
5. Lebih suka membaca dan merupakan pemerhati yang baik
Kelebihan-kelebihan yang dimiliki pembelajar visual akan sangat berguna jika dapat dimanfaatkan secara optimal. Di balik kelebihan tersebut, pembelajar visual juga memiliki beberapa kelemahan sebagai berikut:
1. Cenderung lemah menangkap informasi melalui pendengaran
2. Cenderung harus melihat lawan bicara agar tetap fokus
3. Lemah dalam diskusi, tanya jawab atau presentasi
4. Cenderung bereaksi berlebihan terhadap suara sehingga mudah terganggu
5. Sering salah menafsirkan kata-kata yang ia dengar
Baca juga : Cara Meningkatkan Konsentrasi Sesuai Tipe Belajar Anda.
#1 Gunakan Media Belajar yang Menarik
Pembelajar visual memiliki minat yang tinggi terhadap gambar dan warna. Mereka sangat menyukai media belajar yang menggunakan gambar atau warna sebagai daya tariknya. Media belajar seperti itu akan sangat membantu mereka dalam memahami pelajaran.
Untuk mengembangkan potensi mereka, gunakanlah media belajar yang menarik untuk dilihat. Gunakan ilustrasi, diagram, gambar, bagan, grafik, slide, atau tulisan berwarna-warni untuk memperkuat pembelajaran. Dengan media seperti itu, pembelajar visual dapat memanfaatkan penglihatan secara optimal.
Adanya gambar, grafik, dan warna yang menarik membantu pembelajar visual untuk memvisualisasikan materi yang mereka pelajari ke dalam kepala mereka. Hal itu sangat bagus untuk melatih daya ingat. Jika kinerja mereka optimal, pembelajar visual bahkan dapat mengingat suatu pelajaran dengan cara membayangkan bagian dari halaman sebuah buku di benaknya.
#2 Pertahankan Kontak Mata
Pembelajar visual cenderung lebih mengutamakan fungsi penglihatan untuk menyerap informasi sehingga mereka seringkali harus menatap lawan bicara untuk tetap fokus. Itu sebabnya, pembelajar visual cenderung memperhatikan gerak-gerik atau bahasa tubuh guru ketika menjelaskan.
Untuk memgembangkan potensi pembelajar visual, pertahankan kontak mata dengan mereka ketika anda mengajar. Ketika mereka tertarik pada apa yang anda bicarakan, pupil mata mereka akan membesar dan bersinar. Hal itu merupakan respons alami gambaran mental siswa dalam memvisualisasi kata kata yang diucapkan oleh guru.
Ketika mengajar di kelas, perhatikanlah tatapan pembelajar visual. Jika tatapan mereka terlihat kosong atau tidak fokus itu artinya konsentrasi mereka sedang terganggu. Untuk mengatasinya, cobalah untuk memberikan kontak mata kepada mereka sehingga perhatian mereka kembali terpusat pada penjelasan anda.
#3 Berikan Petunjuk Tertulis
Pembelajar visual lebih suka membaca daripada mendengarkan penjelasan. Mereka akan lebih mudah menangkap informasi yang disajikan secara tertulis daripada informasi yang disajikan melalui suara. Itu sebabnya mereka cenderung lebih suka menulis atau membaca.
Untuk mengembangkan potensi pembelajar visual, cobalah untuk menyampaikan materi pelajaran menggunakan petunjuk tertulis. Sajikanlah contoh dan penjelasan atau keterangan dari sebuah rumus dalam bentuk tulisan. Mereka akan kesulitan jika semua itu hanya dijelaskan secara lisan sebab membutuhkan contoh tertulis.
Karena waktu yang terbatas dan tidak semua pelajaran dapat anda terangkan secara tertulis, maka mintalah mereka untuk menulis atau mencatat penjelasan atau petunjuk yang anda berikan. Berikan penekanan ketika anda berbicara agar murid tahu bagian mana yang perlu dicatat.
#4 Gunakan Sesi Tanya Jawab
Pembelajar visual cenderung menjadi pemerhati atau penonton saat belajar, sehingga mereka cenderung lemah dalam mendengar, berbicara, atau berdialog. Untuk mengembangkan potensi belajar anak, maka anda harus melatih kemampuan berdialog mereka melalui tanya jawab.
Libatkan anak yang belajar dengan tipe visual dalam sesi tanya jawab. Berikan kepada mereka pertanyaan yang relevan dengan materi yang sedang anda jelaskan. Minta ia untuk mengutarakan pendapatnya mengenai suatu topik atau persoalan terkait pelajaran yang sedang dibahas.
Dengan melibatkan pembelajar visual dalam sesi tanya jawab sesering mungkin, maka kecenderungannya yang lemah dalam mendengar dan berdialog dapat diminimalisir. Dengan begitu, potensi belajar anak dapat dikembangkan tidak hanya melalui penglihatan tetapi juga melalui pendengaran.
Baca juga : Cara Mengajar yang Efektif Sesuai Tipe Belajar Anak.
#5 Libatkan dalam Diskusi Kelompok
Pembelajar visual cenderung lebih suka membaca dan tidak aktif dalam kegiatan diskusi. Ketika kegiatan diskusi berlangsung, pembelajar visual biasanya hanya memperhatikan dan sangat jarang memberikan pendapat, pertanyaan, atau sanggahan.
Untuk melatih kemampuan diskusi dan presentasi, mintalah pembelajar visual untuk menjadi ketua dalam kelompok diskusinya. Dengan menjadikannya sebagai ketua kelompok, maka ia memiliki tangung jawab atas materi yang akan mereka sampaikan.
Sebagai ketua, beri ia tanggung jawab mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Dengan cara seperti itu, pembelajar visual akan terbiasa aktif menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh kelompok lain atau menanggapi kritik yang diberikan untuk kelompok mereka.
#6 Menulis atau Membuat Formulasi
Pembelajar visual memiliki kelebihan dalam hal menulis. Anak yang belajar dengan tipe visual biasanya memiliki tulisan yang rapi sebab mereka menyukai hal-hal yang teratur, menarik, dan enak untuk dilihat. Gunakan kelebihan itu untuk meningkatkan potensi mereka.
Salah satu cara yang efektif untuk membina relasi dan komunikasi dengan pembelajar tipe visual adalah mendorong mereka untuk memformulasikan apa yang menjadi ide atau pemikirannya. Minta mereka untuk merumuskan kesimpulan tentang suatu materi secara tertulis.
Untuk mengembangkan potensi anak dalam memformulasikan suatu kesimpulan, ajarkanlah teknik membaca cepat yang efektif. Latih mereka untuk membaca suatu bahan pelajaran lalu minta mereka untuk mencatat poin-poin penting dari pelajaran tersebut dan mengembangkannya sebagai sebuah kesimpulan.
Karena pembelajar visual cenderung menyukai gambar dan warna, biasakan mereka menulis catatan dengan warna yang bervariasi atau menggunakan diagram, bagan, serta grafik yang mewakili pemahaman mereka. Jika perlu ajarkan kepada mereka cara menyusun peta konsep atau mind map.
#7 Ciptakan Suasana yang Tenang
Kebanyakan pembelajar visual cenderung bereaksi berlebihan terhadap suara. Mereka mengalami kesulitan ketika belajar di lingkungan yang tidak tenang. Gangguan-gangguan berupa suara seperti kebisingan, suara orang berbincang-bincang, orang yang lulu-lalang, dan sebagainya dapat merusak konsentrasi belajar mereka.
Ketika konsentrasi mereka terganggu, pembelajar visual cenderung kesulitan untuk fokus dan kemampuan menangkap informasi melalui penglihatan juga akan menurun. Oleh karena itu, ciptakanlah suasana belajar yang tenang dan sebisa mungkin meminimalisir gangguan-gangguan yang dapat merusak konsentrasi mereka.
Demikianlah beberapa cara untuk mengembangkan potensi belajar pembelajar visual. Tujuan dari cara ini adalah agar pembelajar visual tidak hanya fokus pada apa yang mereka lihat tetapi juga dapat melatih kemampuan menyerap informasi melalui apa yang mereka dengar.
Baca juga : Cara Efektif Menumbuhkan Minat Membaca Anak.
Kelebihan dan Kelemahan Pembelajar Visual
Pada prinsipnya, gaya belajar adalah kombinasi antara cara manusia menyerap informasi dan mengatur serta mengola informasi tersebut. Tipe belajar seseorang menunjukkan kecenderungan seseorang dalam menyerap, mengatur, dan mengolah informasi.Pembelar visual memiliki kecenderungan untuk memanfaatkan indera penglihatan sebagai kekuatan utama dalam menyerap, mengatur, dan mengolah informasi. Mereka menangkap berbagai informasi melalui apa yang mereka lihat dan cenderung harus melihat langsung agar dapat mengerti.
Salah satu sisi positif dari pembelajar visual adalah ketelitian mereka terhadap detail. Pembelajar visual sangat memperhatikan detail sehingga dengan kinerja yang optimal mereka dapat menangkap detail dari suatu informasi yang mereka lihat.
Berdasarkan kecenderungannya, gaya belajar visual memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Agar potensi anak berkembang, maka guru harus mencoba menggali dan mengembangkan kelebihan mereka serta memperbaiki kekurangan yang ada.
Berikut beberapa kelebihan pembelajar visual:
1. Mudah mengingat informasi yang ia lihat
2. Memiliki minat yang kuat terhadap warna dan gambar
3. Dapat merekam informasi dalam kepala berdasarkan bagian yang mereka lihat
4. Cenderung lebih teliti karena sangat memperhatikan detail
5. Lebih suka membaca dan merupakan pemerhati yang baik
Kelebihan-kelebihan yang dimiliki pembelajar visual akan sangat berguna jika dapat dimanfaatkan secara optimal. Di balik kelebihan tersebut, pembelajar visual juga memiliki beberapa kelemahan sebagai berikut:
1. Cenderung lemah menangkap informasi melalui pendengaran
2. Cenderung harus melihat lawan bicara agar tetap fokus
3. Lemah dalam diskusi, tanya jawab atau presentasi
4. Cenderung bereaksi berlebihan terhadap suara sehingga mudah terganggu
5. Sering salah menafsirkan kata-kata yang ia dengar
Baca juga : Cara Meningkatkan Konsentrasi Sesuai Tipe Belajar Anda.
Melatih dan Mengembangkan Potensi Pembelajar Visual
Sesuai dengan kelebihan dan kelemahan yang telah dipaparkan di atas, maka berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melatih dan mengembangkan potensi anak yang belajar dengan tipe visual.#1 Gunakan Media Belajar yang Menarik
Pembelajar visual memiliki minat yang tinggi terhadap gambar dan warna. Mereka sangat menyukai media belajar yang menggunakan gambar atau warna sebagai daya tariknya. Media belajar seperti itu akan sangat membantu mereka dalam memahami pelajaran.
Untuk mengembangkan potensi mereka, gunakanlah media belajar yang menarik untuk dilihat. Gunakan ilustrasi, diagram, gambar, bagan, grafik, slide, atau tulisan berwarna-warni untuk memperkuat pembelajaran. Dengan media seperti itu, pembelajar visual dapat memanfaatkan penglihatan secara optimal.
Adanya gambar, grafik, dan warna yang menarik membantu pembelajar visual untuk memvisualisasikan materi yang mereka pelajari ke dalam kepala mereka. Hal itu sangat bagus untuk melatih daya ingat. Jika kinerja mereka optimal, pembelajar visual bahkan dapat mengingat suatu pelajaran dengan cara membayangkan bagian dari halaman sebuah buku di benaknya.
#2 Pertahankan Kontak Mata
Pembelajar visual cenderung lebih mengutamakan fungsi penglihatan untuk menyerap informasi sehingga mereka seringkali harus menatap lawan bicara untuk tetap fokus. Itu sebabnya, pembelajar visual cenderung memperhatikan gerak-gerik atau bahasa tubuh guru ketika menjelaskan.
Untuk memgembangkan potensi pembelajar visual, pertahankan kontak mata dengan mereka ketika anda mengajar. Ketika mereka tertarik pada apa yang anda bicarakan, pupil mata mereka akan membesar dan bersinar. Hal itu merupakan respons alami gambaran mental siswa dalam memvisualisasi kata kata yang diucapkan oleh guru.
Ketika mengajar di kelas, perhatikanlah tatapan pembelajar visual. Jika tatapan mereka terlihat kosong atau tidak fokus itu artinya konsentrasi mereka sedang terganggu. Untuk mengatasinya, cobalah untuk memberikan kontak mata kepada mereka sehingga perhatian mereka kembali terpusat pada penjelasan anda.
#3 Berikan Petunjuk Tertulis
Pembelajar visual lebih suka membaca daripada mendengarkan penjelasan. Mereka akan lebih mudah menangkap informasi yang disajikan secara tertulis daripada informasi yang disajikan melalui suara. Itu sebabnya mereka cenderung lebih suka menulis atau membaca.
Untuk mengembangkan potensi pembelajar visual, cobalah untuk menyampaikan materi pelajaran menggunakan petunjuk tertulis. Sajikanlah contoh dan penjelasan atau keterangan dari sebuah rumus dalam bentuk tulisan. Mereka akan kesulitan jika semua itu hanya dijelaskan secara lisan sebab membutuhkan contoh tertulis.
Karena waktu yang terbatas dan tidak semua pelajaran dapat anda terangkan secara tertulis, maka mintalah mereka untuk menulis atau mencatat penjelasan atau petunjuk yang anda berikan. Berikan penekanan ketika anda berbicara agar murid tahu bagian mana yang perlu dicatat.
#4 Gunakan Sesi Tanya Jawab
Pembelajar visual cenderung menjadi pemerhati atau penonton saat belajar, sehingga mereka cenderung lemah dalam mendengar, berbicara, atau berdialog. Untuk mengembangkan potensi belajar anak, maka anda harus melatih kemampuan berdialog mereka melalui tanya jawab.
Libatkan anak yang belajar dengan tipe visual dalam sesi tanya jawab. Berikan kepada mereka pertanyaan yang relevan dengan materi yang sedang anda jelaskan. Minta ia untuk mengutarakan pendapatnya mengenai suatu topik atau persoalan terkait pelajaran yang sedang dibahas.
Dengan melibatkan pembelajar visual dalam sesi tanya jawab sesering mungkin, maka kecenderungannya yang lemah dalam mendengar dan berdialog dapat diminimalisir. Dengan begitu, potensi belajar anak dapat dikembangkan tidak hanya melalui penglihatan tetapi juga melalui pendengaran.
Baca juga : Cara Mengajar yang Efektif Sesuai Tipe Belajar Anak.
#5 Libatkan dalam Diskusi Kelompok
Pembelajar visual cenderung lebih suka membaca dan tidak aktif dalam kegiatan diskusi. Ketika kegiatan diskusi berlangsung, pembelajar visual biasanya hanya memperhatikan dan sangat jarang memberikan pendapat, pertanyaan, atau sanggahan.
Untuk melatih kemampuan diskusi dan presentasi, mintalah pembelajar visual untuk menjadi ketua dalam kelompok diskusinya. Dengan menjadikannya sebagai ketua kelompok, maka ia memiliki tangung jawab atas materi yang akan mereka sampaikan.
Sebagai ketua, beri ia tanggung jawab mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Dengan cara seperti itu, pembelajar visual akan terbiasa aktif menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh kelompok lain atau menanggapi kritik yang diberikan untuk kelompok mereka.
#6 Menulis atau Membuat Formulasi
Pembelajar visual memiliki kelebihan dalam hal menulis. Anak yang belajar dengan tipe visual biasanya memiliki tulisan yang rapi sebab mereka menyukai hal-hal yang teratur, menarik, dan enak untuk dilihat. Gunakan kelebihan itu untuk meningkatkan potensi mereka.
Salah satu cara yang efektif untuk membina relasi dan komunikasi dengan pembelajar tipe visual adalah mendorong mereka untuk memformulasikan apa yang menjadi ide atau pemikirannya. Minta mereka untuk merumuskan kesimpulan tentang suatu materi secara tertulis.
Untuk mengembangkan potensi anak dalam memformulasikan suatu kesimpulan, ajarkanlah teknik membaca cepat yang efektif. Latih mereka untuk membaca suatu bahan pelajaran lalu minta mereka untuk mencatat poin-poin penting dari pelajaran tersebut dan mengembangkannya sebagai sebuah kesimpulan.
Karena pembelajar visual cenderung menyukai gambar dan warna, biasakan mereka menulis catatan dengan warna yang bervariasi atau menggunakan diagram, bagan, serta grafik yang mewakili pemahaman mereka. Jika perlu ajarkan kepada mereka cara menyusun peta konsep atau mind map.
#7 Ciptakan Suasana yang Tenang
Kebanyakan pembelajar visual cenderung bereaksi berlebihan terhadap suara. Mereka mengalami kesulitan ketika belajar di lingkungan yang tidak tenang. Gangguan-gangguan berupa suara seperti kebisingan, suara orang berbincang-bincang, orang yang lulu-lalang, dan sebagainya dapat merusak konsentrasi belajar mereka.
Ketika konsentrasi mereka terganggu, pembelajar visual cenderung kesulitan untuk fokus dan kemampuan menangkap informasi melalui penglihatan juga akan menurun. Oleh karena itu, ciptakanlah suasana belajar yang tenang dan sebisa mungkin meminimalisir gangguan-gangguan yang dapat merusak konsentrasi mereka.
Demikianlah beberapa cara untuk mengembangkan potensi belajar pembelajar visual. Tujuan dari cara ini adalah agar pembelajar visual tidak hanya fokus pada apa yang mereka lihat tetapi juga dapat melatih kemampuan menyerap informasi melalui apa yang mereka dengar.
Baca juga : Cara Efektif Menumbuhkan Minat Membaca Anak.