Edukiper.com - Pembelajar auditori (audiroty learner) adalah pembelajar yang belajar menggunakan tipe auditori, yaitu gaya belajar yang lebih mengandalkan pendengaran daripada penglihatan. Pembelajar auditori cenderung lebih mudah mengingat apa yang ia dengar daripada yang ia lihat. Orang yang belajar dengan tipe auditori biasanya lebih suka dibacakan daripada membaca sendiri. Ketika membaca, pembelajar auditori cenderung mengeluarkan suara atau membunyikan tulisan yang ia baca. Pembelajar auditori bukan pemerhati yang baik dan cenderung aktif berbicara. Mereka menyukai hal-hal lucu, lelucon, atau cerita menarik tetapi cenderung sulit dalam hal menulis. Jika potensi pembelajar auditori tidak dilatih dan dikembangkan, maka anak akan mengalami kesulitan dalam beberapa aspek belajarnya terutama dalam hal menulis atau membaca. Dengan melihat pola kecenderungan mereka dalam belajar, guru dan orangtua dapat membantu mengoptimalkan potensi belajar, kinerja, serta prestasi pembelajar auditori secara efektif.
Pembelajar auditori cenderung memanfaatkan indera pendengaran sebagai kekuatan utama untuk menyerap, mengatur, dan mengolah informasi. Mereka menangkap berbagai informasi berdasarkan apa yang mereka dengar dan cenderung tidak memperhatikan gerak atau wajah lawan bicara.
Salah satu sisi positif dari pembelajar auditori adalah kepekaan mereka terhadap suara. Kepekaan mereka terhadap bunyi atau suara membuat mereka lebih aktif dalam kegiatan berdialog, tanya jawab, atau diskusi. Mereka memiliki ketertarikan terhadap cerita dan suka menanyakan banyak hal.
Sama seperti pembelajar visual, pembelajar auditori juga memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Agar potensi anak berkembang, maka guru dan orangtua harus mencoba menggali dan mengembangkan kelebihan mereka serta memperbaiki kekuranga yang ada.
Berikut beberapa kelebihan pembelajar auditori:
1. Mudah mengingat informasi yang ia dengar
2. Memiliki minat terhadap cerita atau lelucon
3. Dapat membayangkan informasi yang mereka dengar dalam kepala
4. Memiliki rasa ingin tahu yang besar sehingga cenderung suka bertanya
5. Lebih aktif dan menyukai kegiatan diskusi atau kerja kelompok
Kelebihan-kelebihan yang dimiliki pembelajar auditori akan sangat berguna jika dapat dimanfaatkan secara optimal. Di balik kelebihan tersebut, pembelajar auditori juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu:
1. Cenderung lemah menangkap informasi melalui penglihatan
2. Tidak bisa membaca bahasa tubuh atau ekspresi wajah dengan baik
3. Mengalami kesulitan dalam mengikuti petunjuk tertulis
4. Memiliki kendala dalam hal menulis
5. Tidak terlalu suka membaca dan bukan pemerhati yang baik
Baca juga : Cara Mengembangkan Potensi Pembelajar Visual.
#1 Gunakan Media Berbentuk Cerita
Pembelajar auditori cenderung mengutamakan fungsi pendengaran dalam menangkap informasi. Oleh karena itu, mereka lebih menyukai informasi yang disajikan dalam bentuk suara. Mereka menyukai bunyi, nada, atau tekanan-tekanan tertentu untuk membantu memahami dan mengingat pelajaran.
Untuk mengembangkan potensi pembelajar auditori, maka gunakanlah media belajar dalam bentuk suara atau cerita yang menarik untuk didengar. Gunakan media pembelajaran berupa video, rekaman suara, atau pola bercerita untuk memperkuat pembelajaran. Dengan media seperti itu, pembelajar auditori dapat memanfaatkan pendengaran secara optimal.
Adanya bunyi, irama, nada, dan pola cerita yang menarik membantu pembelajar auditori untuk membayangkan materi yang mereka pelajari dalam kepala mereka. Anda juga bisa membantu mereka menggunakan pola cerita atau irama dalam menghafal atau mengingat suatu pelajaran misalnya irama untuk menghafal perkalian yang sudah umum digunakan oleh murid.
#2 Perjelas Intonasi dan Tekanan Suara
Pembelajar auditori lebih suka mendengarkan penjelasan daripada memperhatikan pembicara. Mereka cenderung lemah dalam membaca bahasa tubuh atau ekspresi wajah sehingga mereka membutuhkan suara yang jelas agar informasi yang disampaikan dapat mereka tangkap degan baik.
Oleh karena itu, untuk mengembangkan potensi mereka cobalah berbicara dengan suara yang lantang ketika menjelaskan pelajaran. Berbicaralah dengan intonasi, tekanan, dan jeda yang tepat agar mereka dapat menangkap penjelasan anda secara optimal.
Agar suara anda dapat didengar dengan jelas oleh seluruh murid di dalam kelas, cobalah untuk menjaga ketertiban kelas. Anda bisa berjalan mendekati murid dari satu spot ke spot lain sambil menjelaskan materi anda. Jika perlu, gunakan alat pengeras suara agar suara anda lebih keras.
#3 Berikan Petunjuk Secara Lisan
Pembelajar auditori cenderung lemah dalam mengingat sesuatu yang mereka lihat. Mereka akan mengalami kesulitan untuk memahami petunjuk tertulis. Mereka akan lebih mudah menangkap informasi atau petunjuk yang disampaikan secara lisan.
Untuk mengembangkan potensi pembelajar auditori, maka anda perlu memberikan petunjuk secara lisan. Ketika menjelaskan suatu konsep atau pembahasan contoh, sebaiknya jangan hanya menulisnya di papan tulis tetapi jelaskan juga secara lisan agar dapat dipahami oleh pembelajar auditori.
Untuk membantu mereka memahami bagian yang penting, cobalah untuk mengulang petunjuk lisan beberapa kali. Berikan penekanan pada suara anda sebagai penanda bahwa bagian itu penting. Petunjuk lisan juga dapat diberikan dengan memanfaatkan media belajar yang ada seperti video pembelajaran, permainan cerita, dan sebagainya.
#4 Berikan Tugas Presentasi
Pembelajar auditori cenderung lebih suka dibacakan daripada membaca sendiri. Mereka suka membaca dengan keras agar dapat mendengar informasi yang mereka baca. Hal itu terjadi karena mereka cenderung lebih mudah memahami apa yang mereka dengar.
Untuk menumbuhkan minat baca dan mengembangkan potensi pembelajar auditori, mintalah mereka untuk mempresentasikan tugas yang anda berikan di depan kelas. Suruh mereka membacakan hasil kerja mereka dengan keras agar mereka juga dapat menangkap apa yang mereka sampaikan.
Memberi tugas presentasi sesering mungkin merupakan salah satu cara yang bagus untuk melatih dan mengembangkan potensi pembelajar auditori. Selain mengembangkan potensinya dalam berbicara di depan umum, cara itu juga melatih potensinya dalam hal menulis laporan atau hasil kerja.
Baca juga : Cara Efektif Menumbuhkan Minat Baca Anak.
#5 Bentuk Diskusi Kelompok
Pembelajar auditori biasanya dapat belajar dengan baik ketika berada dalam kelompok belajarnya. Mereka lebih suka belajar melalui kegiatan diskusi, tanya jawab, atau mengemukakan argumen. Pembelajar auditori cenderung sangat aktif dalam kegiatan diskusi atau kerja kelompok.
Kelebihan tersebut tentu sangat baik untuk perkembangannya terutama dalam hal public speaking. Cobalah untuk membuat kerja kelompok atau diskusi sesering mungkin agar mereka lebih sering menggunakan kelebihan mereka untuk mengutarakan pendapat dan berdiskusi.
Untuk mengembangkan potensi tersebut, mintalah beberapa anak yang tipe belajarnya auditori untuk membentuk kelompok belajar di rumah mereka. Dengan cara seperti itu, mereka dapat saling berbagi pengetahuan atau ide dan belajar degan cara yang mereka sukai yaitu mendengar secara langsung.
#6 Latih Kemampuan Menulisnya
Pembelajar auditori cenderung tidak suka membaca dan menulis. Mereka biasanya malas mencatat pelajaran dan lebih senang mendengarkan teman menjelaskan pelajaran itu pada mereka. Hal itu membuat mereka mengalami kendala dalam hal menulis. Tulisan pembelajar auditori cenderung kurang rapi dan tidak teratur.
Untuk meningkatkan potensi pembelajar auditori, mintalah mereka untuk mencatat setiap penjelasan anda yang penting. Agar mereka tetap tertarik, anda bisa membacakan secara dikte penjelasan anda dan biarkan mereka menuliskannya dalam buku catatan.
Periksalah catatan mereka sesering mungkin untuk melihat perkembangan mereka dalam menulis. Jika perlu ajarkan metode tertentu dalam menulis agar mereka terbiasa menulis secara sistematis, rapi, dan teratur. Ada banyak metode menulis yang dapat anda gunakan seperti peta konsep, bentuk cerita, diagram poin, dan sebagainya.
#7 Ciptakan Suasana yang Interaktif
Secara umum, pembelajar auditori memiliki perilaku sosial yang tinggi. Mereka cenderung suka berinteraksi dengan orang lain termasuk dalam hal belajar. Karena kecenderungan tersebut, pembelajar auditori seringkali berbicara pada dirinya sendiri ketika mengerjakan sesuatu.
Untuk mengembangkan potensi pembelajar auditori, maka ciptakanlah suasana belajar yang interaktif. Libatkan mereka dalam kegiatan tanya jawab dan mintalah pendapatnya tentang suatu permasalahan. Minta mereka untuk menceritakan sesuatu berdasarkan pemahaman mereka.
Ketika belajar, sebisa mungkin melibatkan suara dan interaksi agar pembelajar auditori lebih tertarik. Ketika membahas sebuah soal latihan, mintalah pembelajar auditori untuk membacakan soalnya atau minta temannya untuk membacakan soal dengan keras agar mereka juga mendengarnya.
Demikianlah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan potensi belajar pembelajar auditori. Maksud dari penggunaan cara tersebut adalah untuk mengembangkan potensi yang sudah ada dan melatih beberapa aspek yang menjadi kelemahannya.
Baca juga : Cara Meningkatkan Konsentrasi Belajar Sesuai Tipe Anak.
Kelebihan dan Kelemahan Pembelajar Auditori
Tipe belajar menunjukkan kecenderungan seseorang dalam menyerap, mengatur, dan mengola informasi yang ia peroleh dari berbagai sumber. Tipe belajar auditori memiliki kecenderungan untuk menyerap informasi berdasarkan apa yang didengar secara langsung.Pembelajar auditori cenderung memanfaatkan indera pendengaran sebagai kekuatan utama untuk menyerap, mengatur, dan mengolah informasi. Mereka menangkap berbagai informasi berdasarkan apa yang mereka dengar dan cenderung tidak memperhatikan gerak atau wajah lawan bicara.
Salah satu sisi positif dari pembelajar auditori adalah kepekaan mereka terhadap suara. Kepekaan mereka terhadap bunyi atau suara membuat mereka lebih aktif dalam kegiatan berdialog, tanya jawab, atau diskusi. Mereka memiliki ketertarikan terhadap cerita dan suka menanyakan banyak hal.
Sama seperti pembelajar visual, pembelajar auditori juga memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Agar potensi anak berkembang, maka guru dan orangtua harus mencoba menggali dan mengembangkan kelebihan mereka serta memperbaiki kekuranga yang ada.
Berikut beberapa kelebihan pembelajar auditori:
1. Mudah mengingat informasi yang ia dengar
2. Memiliki minat terhadap cerita atau lelucon
3. Dapat membayangkan informasi yang mereka dengar dalam kepala
4. Memiliki rasa ingin tahu yang besar sehingga cenderung suka bertanya
5. Lebih aktif dan menyukai kegiatan diskusi atau kerja kelompok
Kelebihan-kelebihan yang dimiliki pembelajar auditori akan sangat berguna jika dapat dimanfaatkan secara optimal. Di balik kelebihan tersebut, pembelajar auditori juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu:
1. Cenderung lemah menangkap informasi melalui penglihatan
2. Tidak bisa membaca bahasa tubuh atau ekspresi wajah dengan baik
3. Mengalami kesulitan dalam mengikuti petunjuk tertulis
4. Memiliki kendala dalam hal menulis
5. Tidak terlalu suka membaca dan bukan pemerhati yang baik
Baca juga : Cara Mengembangkan Potensi Pembelajar Visual.
Melatih dan Mengembangkan Potensi Pembelajar Auditori
Sesuai dengan kelebihan dan kekurangan yang telah dipaparkan di atas, maka berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melatih dan mengembangkan potensi anak yang belajar dengan tipe auditori.#1 Gunakan Media Berbentuk Cerita
Pembelajar auditori cenderung mengutamakan fungsi pendengaran dalam menangkap informasi. Oleh karena itu, mereka lebih menyukai informasi yang disajikan dalam bentuk suara. Mereka menyukai bunyi, nada, atau tekanan-tekanan tertentu untuk membantu memahami dan mengingat pelajaran.
Untuk mengembangkan potensi pembelajar auditori, maka gunakanlah media belajar dalam bentuk suara atau cerita yang menarik untuk didengar. Gunakan media pembelajaran berupa video, rekaman suara, atau pola bercerita untuk memperkuat pembelajaran. Dengan media seperti itu, pembelajar auditori dapat memanfaatkan pendengaran secara optimal.
Adanya bunyi, irama, nada, dan pola cerita yang menarik membantu pembelajar auditori untuk membayangkan materi yang mereka pelajari dalam kepala mereka. Anda juga bisa membantu mereka menggunakan pola cerita atau irama dalam menghafal atau mengingat suatu pelajaran misalnya irama untuk menghafal perkalian yang sudah umum digunakan oleh murid.
#2 Perjelas Intonasi dan Tekanan Suara
Pembelajar auditori lebih suka mendengarkan penjelasan daripada memperhatikan pembicara. Mereka cenderung lemah dalam membaca bahasa tubuh atau ekspresi wajah sehingga mereka membutuhkan suara yang jelas agar informasi yang disampaikan dapat mereka tangkap degan baik.
Oleh karena itu, untuk mengembangkan potensi mereka cobalah berbicara dengan suara yang lantang ketika menjelaskan pelajaran. Berbicaralah dengan intonasi, tekanan, dan jeda yang tepat agar mereka dapat menangkap penjelasan anda secara optimal.
Agar suara anda dapat didengar dengan jelas oleh seluruh murid di dalam kelas, cobalah untuk menjaga ketertiban kelas. Anda bisa berjalan mendekati murid dari satu spot ke spot lain sambil menjelaskan materi anda. Jika perlu, gunakan alat pengeras suara agar suara anda lebih keras.
#3 Berikan Petunjuk Secara Lisan
Pembelajar auditori cenderung lemah dalam mengingat sesuatu yang mereka lihat. Mereka akan mengalami kesulitan untuk memahami petunjuk tertulis. Mereka akan lebih mudah menangkap informasi atau petunjuk yang disampaikan secara lisan.
Untuk mengembangkan potensi pembelajar auditori, maka anda perlu memberikan petunjuk secara lisan. Ketika menjelaskan suatu konsep atau pembahasan contoh, sebaiknya jangan hanya menulisnya di papan tulis tetapi jelaskan juga secara lisan agar dapat dipahami oleh pembelajar auditori.
Untuk membantu mereka memahami bagian yang penting, cobalah untuk mengulang petunjuk lisan beberapa kali. Berikan penekanan pada suara anda sebagai penanda bahwa bagian itu penting. Petunjuk lisan juga dapat diberikan dengan memanfaatkan media belajar yang ada seperti video pembelajaran, permainan cerita, dan sebagainya.
#4 Berikan Tugas Presentasi
Pembelajar auditori cenderung lebih suka dibacakan daripada membaca sendiri. Mereka suka membaca dengan keras agar dapat mendengar informasi yang mereka baca. Hal itu terjadi karena mereka cenderung lebih mudah memahami apa yang mereka dengar.
Untuk menumbuhkan minat baca dan mengembangkan potensi pembelajar auditori, mintalah mereka untuk mempresentasikan tugas yang anda berikan di depan kelas. Suruh mereka membacakan hasil kerja mereka dengan keras agar mereka juga dapat menangkap apa yang mereka sampaikan.
Memberi tugas presentasi sesering mungkin merupakan salah satu cara yang bagus untuk melatih dan mengembangkan potensi pembelajar auditori. Selain mengembangkan potensinya dalam berbicara di depan umum, cara itu juga melatih potensinya dalam hal menulis laporan atau hasil kerja.
Baca juga : Cara Efektif Menumbuhkan Minat Baca Anak.
#5 Bentuk Diskusi Kelompok
Pembelajar auditori biasanya dapat belajar dengan baik ketika berada dalam kelompok belajarnya. Mereka lebih suka belajar melalui kegiatan diskusi, tanya jawab, atau mengemukakan argumen. Pembelajar auditori cenderung sangat aktif dalam kegiatan diskusi atau kerja kelompok.
Kelebihan tersebut tentu sangat baik untuk perkembangannya terutama dalam hal public speaking. Cobalah untuk membuat kerja kelompok atau diskusi sesering mungkin agar mereka lebih sering menggunakan kelebihan mereka untuk mengutarakan pendapat dan berdiskusi.
Untuk mengembangkan potensi tersebut, mintalah beberapa anak yang tipe belajarnya auditori untuk membentuk kelompok belajar di rumah mereka. Dengan cara seperti itu, mereka dapat saling berbagi pengetahuan atau ide dan belajar degan cara yang mereka sukai yaitu mendengar secara langsung.
#6 Latih Kemampuan Menulisnya
Pembelajar auditori cenderung tidak suka membaca dan menulis. Mereka biasanya malas mencatat pelajaran dan lebih senang mendengarkan teman menjelaskan pelajaran itu pada mereka. Hal itu membuat mereka mengalami kendala dalam hal menulis. Tulisan pembelajar auditori cenderung kurang rapi dan tidak teratur.
Untuk meningkatkan potensi pembelajar auditori, mintalah mereka untuk mencatat setiap penjelasan anda yang penting. Agar mereka tetap tertarik, anda bisa membacakan secara dikte penjelasan anda dan biarkan mereka menuliskannya dalam buku catatan.
Periksalah catatan mereka sesering mungkin untuk melihat perkembangan mereka dalam menulis. Jika perlu ajarkan metode tertentu dalam menulis agar mereka terbiasa menulis secara sistematis, rapi, dan teratur. Ada banyak metode menulis yang dapat anda gunakan seperti peta konsep, bentuk cerita, diagram poin, dan sebagainya.
#7 Ciptakan Suasana yang Interaktif
Secara umum, pembelajar auditori memiliki perilaku sosial yang tinggi. Mereka cenderung suka berinteraksi dengan orang lain termasuk dalam hal belajar. Karena kecenderungan tersebut, pembelajar auditori seringkali berbicara pada dirinya sendiri ketika mengerjakan sesuatu.
Untuk mengembangkan potensi pembelajar auditori, maka ciptakanlah suasana belajar yang interaktif. Libatkan mereka dalam kegiatan tanya jawab dan mintalah pendapatnya tentang suatu permasalahan. Minta mereka untuk menceritakan sesuatu berdasarkan pemahaman mereka.
Ketika belajar, sebisa mungkin melibatkan suara dan interaksi agar pembelajar auditori lebih tertarik. Ketika membahas sebuah soal latihan, mintalah pembelajar auditori untuk membacakan soalnya atau minta temannya untuk membacakan soal dengan keras agar mereka juga mendengarnya.
Demikianlah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan potensi belajar pembelajar auditori. Maksud dari penggunaan cara tersebut adalah untuk mengembangkan potensi yang sudah ada dan melatih beberapa aspek yang menjadi kelemahannya.
Baca juga : Cara Meningkatkan Konsentrasi Belajar Sesuai Tipe Anak.