Edukiper.com - Salah satu tantangan terbesar bagi seorang guru adalah bagaimana caranya agar materi yang ia ajarkan dapat diterima dengan baik oleh murid dan dapat mereka pahami. Tidak semua guru dapat mengajar secara efektif karena berbagai faktor. Salah satu faktor yang menjadi kendala dalam mengajar adalah metode mengajar yang tidak tepat. Terlepas dari masalah kepribadian anak murid yang beragam, terkadang seorang guru cenderung menggunakan metode mengajar yang monoton sehingga membuat murid bosan dan tidak menyukai mata pelajaran yang ia ajarkan. Metode mengajar catat buku sampai habis (CBSH) tentu merupakan metode yang tidak efektif karena tidak ada interaksi atau momen berkesan yang mmebuat murid tertarik. Oleh karena itu, sebagai seorang guru anda perlu menemukan metode mengajar yang paling efektif untuk murid-murid anda di kelas. Pada kesempatan ini, edukiper akan memaparkan lima metode mengajar yang terbukti efektif digunakan di sekolah.
Peta konsep biasanya dimulai dengan judul topik yang akan diajarkan. Dari judul tersebut selanjutnya ditentukan beberapa subtopik yang menjadi poin penting untuk diajarkan. Dari masing-masing subtopik akan dijabarkan beberapa poin penting yang menjadi bagiannya. Poin-poin penting tersebut dihubungkan sengan garis hubung dan tanda panah ke bawah atau ke samping sesuai dengan model peta konsep yang digunakan.
Metode mengajar menggunakan peta konsep merupakan salah satu metode yang efektif digunakan di dalam kelas. Sebelum mengajar, guru dapat menyusun bahan ajarnya dalam bentuk peta konsep untuk kemudian dijelaskan di depan kelas sesuai dengan urutan peta konsepnya.
Dengan menggunakan peta konsep, murid-murid akan terbiasa belajar secara sistematis berdasarkan urutan yang ada dalam peta konsep serta akan menjadi lebih mudah dalam mengklasifikasikan bagian-bagian dari tiap-tiap topik atau subtopiknya. Melalui peta konsep, murid dapat mengetahui gambaran tentang keseluruhan materi yang akan diajarkan.
Dalam hal ini, seorang guru dituntut untuk kreatif dan cerdas dalam menyusun sebuah peta konsep agar peta konsep tersebut mencakup materi pelajaran secara keseluruhan tapi disajikan secara ringkas dan mudah untuk diingat.
Untuk membuat peta konsep, seorang guru harus menentukan poin-poin penting yang menjadi konsep utama dari materi yang akan diajarkan. Poin-poin tersebut dikelompokkan sesuai dengan subtopik dan hubungannya sehingga terlihat dengan jelas strukturnya.
Ketika mengajar di kelas, guru dapat menjelaskan peta konsep yang telah dibuat dengan gaya dan penulisan yang menarik agar murid tidak jenuh. Selanjutnya, guru dapat meminta murid untuk mencatat ulang peta konsep sesuai dengan yang dijelaskan atau berdasarkan pemahaman mereka sendiri.
Sesering mungkin cobalah untuk mengingatkan murid anda untuk membuat peta konsep dari setiap pelajaran yang dipelajari karena peta konsep sangat bagus untuk kerangka berfikir sekaligus alat bantu untuk menghafal pelajaran.
Baca juga : 8 Tipe Kecerdasan Majemuk yang Perlu Anda Ketahui.
Alat peraga sangat dibutuhkan untuk menjelaskan pelajaran yang membutuhkan alat bantu untuk memahaminya. Jka tidak ada alat peraga suatu materi cenderung sulit untuk dijelaskan atau ditangkap oleh murid, berarti materi itu membutuhkan alat peraga. Misalnya, ketika menjelaskan tentang bangun tiga dimensi seperti kubus, balok, prisma, dan sebagainya.
Alat peraga membantu murid melihat contoh konkret tentang materi yang sedang diajarkan. Dengan melihat langsung secara jelas kondisi alat peraga, murid akan lebih mudah memahami konsep yang diajarkan. Alat peraga juga memberi kemudahan dalam menguasai bagian-bagian penting terkait konsep materi tersebut.
Sebelum mengajar, guru dapat menyiapkan beberapa alat peraga yang relevan dengan materi yang akan diajarkan di kelas. Jika perlu, minta murid untuk membuat dan membawa alat peraga pada beberapa hari sebelum materi itu diajarkan.
Ketika mnegajar di kelas, guru dapat menjelaskan konsep-kosep dasar mengenai materi tersebut melalui alat peraga yang sudah disiapkan. Minta murid untuk sama-sama menggunakan dan memperhatikan alat peraga yang juga sudah mereka bawa. Jika perlu minta beberapa murid untuk memperagakan di depan kelas untuk melihat sejauh mana pemahaman mereka.
Baca juga : Cara Melatih dan Meningkatkan Daya Ingat.
Salah satu metode mengajar yang paling efektif adalah mengajar dengan menggunakan analogi atau perbandingan. Analogi biasanya dikaitkan dengan benda-benda atau konsep dalam kehidupan sehari-hari yang sudah sangat dikenal oleh murid sehingga lebih mudah dipahami.
Metode analogi juga umum digunakan dalam buku pelajaran ketika mendeskripsikan ciri atau karakteristik suatu benda atau saat menjelaskan suatu konsep. Cara ini juga dapat digunakan saat mengajar di kelas. Guru dapat memberikan analogi yang relevan agar konsep yang asing menjadi mudah dipahami murid.
Metode analogi sangat tepat digunakan untuk menjelaskan konsep baru yang sangat asing bagi murid yang kebetulan tidak dapat dijelaskan dengan alat peraga. Perbandingan konsep dengan kehidupan sehari-hari akan membuka pemahaman murid sehingga konsep yang sulit tersebut menjadi lebih sederhana dan mudah dipahami karena dekat dengan kehidupan sehari-hari.
Sebagai contoh, ketika mengajar tentang operasi bilangan bulat, maka guru dapat menganalogikan bilangan bulat negatif sebagai hutang atau biaya yang harus dibayar dan bilangan bulat positif sebagai uang yang dimiliki untuk membayar hutang.
Padahal, agar kegiatan belajar mengajar lebih hidup, harus ada interaksi antara murid dan guru atau antar sesama murid. Interaksi tersebut dapat dibangun melalui tanya jawab, diskusi, atau kerja kelompok. Ketika menjelaskan pelajaran, guru perlu memberikan suatu pertanyaan untuk melihat tanggapan dan respons murid.
Jika perlu, mintalah murid untuk menyiapkan beberapa pertanyaan terkait materi yang akan diajarkan. Ketika materi tersebut dijelaskan, minta murid untuk menanyakan pertanyaan mereka yang belum terjawab. Jangan terkecoh saat tidak ada murid yang bertanya sebab ada dua kemungkinan di sana yaitu murid sudah paham atau murid sama sekali tidak paham.
Oleh karena itu, guru dapat mengadakan sesi tanya jawab atau diskusi kelompok agar kegiatan belajar mengajar tidak monoton. Diskusi kelompok akan membuat murid menjadi lebih atraktif dan terbiasa untuk mennyelesaikan suatu masalah yang datang dari pertanyaan-pertanyaan lawan.
Guru dapat membagi murid menjadi beberapa kelompok dan masing-masing kelompok mempunyai satu topik yang harus mereka bahas. Selanjutnya, setiap kelompok akan mempresentasikan hasil kerja mereka dan kelompok lain akan memberikan tanggapan berupa pertanyaan atau kritik.
Melalui proses diskusi tersebut, murid dilatih untuk bertanggungjawab terhadap materi yang mereka sampaikan sekaligus mencoba menguasainya agar dapat menjawab pertanyaan yang datang dari kelompok lain. Dalam kegiatan ini, guru yang bertindak sebagai penengah harus dapat memastikan semua anggota kelompok terlibat.
Baca juga : Cara Mengembangkan Potensi Pembelajar Kinestetik.
Banyak jenis permainan yang dapat dimanfaatkan sebagai games edukasi misalnya permainan tebak kata atau tebak benda, permainan sambung kata, cerdas cermat, percobaan sederhana, dan sebagainya. Dalam hal ini, guru harus bijak memilih permainan yang paling relevan dengan materi yang akan disampaikan.
Belajar menggunakan permainan edukasi sangat cocok untuk semua tipe belajar baik visual, auditori, maupun kinestetik karena memanfaatkan fungsi penglihatan, pendengaran, sekaligus gerak fisik sehingga sebagian besar konsep dapat ditangkap oleh murid dengan cara menyenangkan.
Belajar dengan menggunakan games edukasi banyak dikembangkan di negara-negara maju dengan melibatkan teknologi sederhana atau modern. Games edukasi dipandang sebagai salah satu metode belajar paling efektif untuk anak-anak serta dapat membantu meningkatkan kecerdasan anak tanpa harus terlalu membebani fikirannya.
Sebenarnya, agar lebih variatif dan tidak membosankan, seorang guru sebaiknya mempadukan beberapa metode mengajar atau menggunakannya secara bergantian setiap harinya. Cara mengajar yang variatif akan sangat efektif sekaligus membantu melihat metode mana yang paling efektif di kelas anda.
Baca juga : Cara Memilih Mainan Edukatif Sesuai Tipe Anak.
#1 Menggunakan Peta Konsep
Peta konsep adalah suatu ilustrasi grafis yang konkrit yang menunjukkan konsep suatu topik pelajaran secara ringkas berdasarkan poin-poin pentingnya dan kaitannya dengan konsep-konsep lain yang termasuk dalam kategori yang sama. Peta konsep biasa disebut dengan istilah mind map.Peta konsep biasanya dimulai dengan judul topik yang akan diajarkan. Dari judul tersebut selanjutnya ditentukan beberapa subtopik yang menjadi poin penting untuk diajarkan. Dari masing-masing subtopik akan dijabarkan beberapa poin penting yang menjadi bagiannya. Poin-poin penting tersebut dihubungkan sengan garis hubung dan tanda panah ke bawah atau ke samping sesuai dengan model peta konsep yang digunakan.
Metode mengajar menggunakan peta konsep merupakan salah satu metode yang efektif digunakan di dalam kelas. Sebelum mengajar, guru dapat menyusun bahan ajarnya dalam bentuk peta konsep untuk kemudian dijelaskan di depan kelas sesuai dengan urutan peta konsepnya.
Dengan menggunakan peta konsep, murid-murid akan terbiasa belajar secara sistematis berdasarkan urutan yang ada dalam peta konsep serta akan menjadi lebih mudah dalam mengklasifikasikan bagian-bagian dari tiap-tiap topik atau subtopiknya. Melalui peta konsep, murid dapat mengetahui gambaran tentang keseluruhan materi yang akan diajarkan.
Dalam hal ini, seorang guru dituntut untuk kreatif dan cerdas dalam menyusun sebuah peta konsep agar peta konsep tersebut mencakup materi pelajaran secara keseluruhan tapi disajikan secara ringkas dan mudah untuk diingat.
Untuk membuat peta konsep, seorang guru harus menentukan poin-poin penting yang menjadi konsep utama dari materi yang akan diajarkan. Poin-poin tersebut dikelompokkan sesuai dengan subtopik dan hubungannya sehingga terlihat dengan jelas strukturnya.
Ketika mengajar di kelas, guru dapat menjelaskan peta konsep yang telah dibuat dengan gaya dan penulisan yang menarik agar murid tidak jenuh. Selanjutnya, guru dapat meminta murid untuk mencatat ulang peta konsep sesuai dengan yang dijelaskan atau berdasarkan pemahaman mereka sendiri.
Sesering mungkin cobalah untuk mengingatkan murid anda untuk membuat peta konsep dari setiap pelajaran yang dipelajari karena peta konsep sangat bagus untuk kerangka berfikir sekaligus alat bantu untuk menghafal pelajaran.
Baca juga : 8 Tipe Kecerdasan Majemuk yang Perlu Anda Ketahui.
#2 Mengajar dengan Alat Peraga
Beberapa topik dalam pelajaran biasanya dapat dijelaskan menggunakan alat peraga agar murid lebih mudah untuk dipahami. Alat peraga bisa menggunakan beberapa bahan atau benda yang ada di kelas atau dengan menyiapkan alat peraga sesuai kebutuhan yang dapat dibeli atau dibuat sendiri.Alat peraga sangat dibutuhkan untuk menjelaskan pelajaran yang membutuhkan alat bantu untuk memahaminya. Jka tidak ada alat peraga suatu materi cenderung sulit untuk dijelaskan atau ditangkap oleh murid, berarti materi itu membutuhkan alat peraga. Misalnya, ketika menjelaskan tentang bangun tiga dimensi seperti kubus, balok, prisma, dan sebagainya.
Alat peraga membantu murid melihat contoh konkret tentang materi yang sedang diajarkan. Dengan melihat langsung secara jelas kondisi alat peraga, murid akan lebih mudah memahami konsep yang diajarkan. Alat peraga juga memberi kemudahan dalam menguasai bagian-bagian penting terkait konsep materi tersebut.
Sebelum mengajar, guru dapat menyiapkan beberapa alat peraga yang relevan dengan materi yang akan diajarkan di kelas. Jika perlu, minta murid untuk membuat dan membawa alat peraga pada beberapa hari sebelum materi itu diajarkan.
Ketika mnegajar di kelas, guru dapat menjelaskan konsep-kosep dasar mengenai materi tersebut melalui alat peraga yang sudah disiapkan. Minta murid untuk sama-sama menggunakan dan memperhatikan alat peraga yang juga sudah mereka bawa. Jika perlu minta beberapa murid untuk memperagakan di depan kelas untuk melihat sejauh mana pemahaman mereka.
Baca juga : Cara Melatih dan Meningkatkan Daya Ingat.
#3 Metode Analogi
Salah satu metode mengajar yang paling efektif adalah mengajar dengan menggunakan analogi atau perbandingan. Analogi biasanya dikaitkan dengan benda-benda atau konsep dalam kehidupan sehari-hari yang sudah sangat dikenal oleh murid sehingga lebih mudah dipahami.
Metode analogi juga umum digunakan dalam buku pelajaran ketika mendeskripsikan ciri atau karakteristik suatu benda atau saat menjelaskan suatu konsep. Cara ini juga dapat digunakan saat mengajar di kelas. Guru dapat memberikan analogi yang relevan agar konsep yang asing menjadi mudah dipahami murid.
Metode analogi sangat tepat digunakan untuk menjelaskan konsep baru yang sangat asing bagi murid yang kebetulan tidak dapat dijelaskan dengan alat peraga. Perbandingan konsep dengan kehidupan sehari-hari akan membuka pemahaman murid sehingga konsep yang sulit tersebut menjadi lebih sederhana dan mudah dipahami karena dekat dengan kehidupan sehari-hari.
Sebagai contoh, ketika mengajar tentang operasi bilangan bulat, maka guru dapat menganalogikan bilangan bulat negatif sebagai hutang atau biaya yang harus dibayar dan bilangan bulat positif sebagai uang yang dimiliki untuk membayar hutang.
#4 Metode Diskusi dan Kerja Kelompok
Ketika kegiatan mengajar hanya dilakukan oleh guru dengan cara menjelaskan di depan kelas, maka proses belajar mengajar bisa berlangsung satu arah saja. Artinya, murid hanya sekedar mendengar tanpa mau ambil pusing dengan apa yang dijelaskan.Padahal, agar kegiatan belajar mengajar lebih hidup, harus ada interaksi antara murid dan guru atau antar sesama murid. Interaksi tersebut dapat dibangun melalui tanya jawab, diskusi, atau kerja kelompok. Ketika menjelaskan pelajaran, guru perlu memberikan suatu pertanyaan untuk melihat tanggapan dan respons murid.
Jika perlu, mintalah murid untuk menyiapkan beberapa pertanyaan terkait materi yang akan diajarkan. Ketika materi tersebut dijelaskan, minta murid untuk menanyakan pertanyaan mereka yang belum terjawab. Jangan terkecoh saat tidak ada murid yang bertanya sebab ada dua kemungkinan di sana yaitu murid sudah paham atau murid sama sekali tidak paham.
Oleh karena itu, guru dapat mengadakan sesi tanya jawab atau diskusi kelompok agar kegiatan belajar mengajar tidak monoton. Diskusi kelompok akan membuat murid menjadi lebih atraktif dan terbiasa untuk mennyelesaikan suatu masalah yang datang dari pertanyaan-pertanyaan lawan.
Guru dapat membagi murid menjadi beberapa kelompok dan masing-masing kelompok mempunyai satu topik yang harus mereka bahas. Selanjutnya, setiap kelompok akan mempresentasikan hasil kerja mereka dan kelompok lain akan memberikan tanggapan berupa pertanyaan atau kritik.
Melalui proses diskusi tersebut, murid dilatih untuk bertanggungjawab terhadap materi yang mereka sampaikan sekaligus mencoba menguasainya agar dapat menjawab pertanyaan yang datang dari kelompok lain. Dalam kegiatan ini, guru yang bertindak sebagai penengah harus dapat memastikan semua anggota kelompok terlibat.
Baca juga : Cara Mengembangkan Potensi Pembelajar Kinestetik.
#5 Menggunakan Games Edukasi
Belajar sambil bermain memang jauh lebih menyenangkan karena ada hiburan tersendiri yang membuat pelajaran terasa lebih mudah. Sesekali, guru perlu menggunakan games edukasi saat mengajar untuk merefresh otak murid agar tidak terlalu tertekan.Banyak jenis permainan yang dapat dimanfaatkan sebagai games edukasi misalnya permainan tebak kata atau tebak benda, permainan sambung kata, cerdas cermat, percobaan sederhana, dan sebagainya. Dalam hal ini, guru harus bijak memilih permainan yang paling relevan dengan materi yang akan disampaikan.
Belajar menggunakan permainan edukasi sangat cocok untuk semua tipe belajar baik visual, auditori, maupun kinestetik karena memanfaatkan fungsi penglihatan, pendengaran, sekaligus gerak fisik sehingga sebagian besar konsep dapat ditangkap oleh murid dengan cara menyenangkan.
Belajar dengan menggunakan games edukasi banyak dikembangkan di negara-negara maju dengan melibatkan teknologi sederhana atau modern. Games edukasi dipandang sebagai salah satu metode belajar paling efektif untuk anak-anak serta dapat membantu meningkatkan kecerdasan anak tanpa harus terlalu membebani fikirannya.
Sebenarnya, agar lebih variatif dan tidak membosankan, seorang guru sebaiknya mempadukan beberapa metode mengajar atau menggunakannya secara bergantian setiap harinya. Cara mengajar yang variatif akan sangat efektif sekaligus membantu melihat metode mana yang paling efektif di kelas anda.
Baca juga : Cara Memilih Mainan Edukatif Sesuai Tipe Anak.