-->

CARA MEMILIH MAINAN EDUKATIF SESUAI TIPE ANAK

Posted by on 17 September 2016 - 10:24 AM

Edukiper.com - Permainan dan mainan edukatif merupakan dua hal yang baik untuk membantu anak dalam memahami suatu pengetahuan. Mainan merupakan barang umum yang biasanya menyertai tumbuh kembang anak. Industri mainan berlomba-lomba menciptakan mainan dengan beragam bentuk dan fungsi dan sudah menjadi salah satu industri besar di dunia. Mainan-mainan yang diciptakan diklaim dapat meningkatkan kecerdasan dan kreativitas anak. Akan tetapi, pada kenyataannya tidak semua mainan bersifat edukatif. Tidak semua mainan edukasi bersifat mendidik, bahkan ada pula yang tidak mempunyai nilai edukasi sama sekali. Mainan yang ditujukan untuk media belajar justru bisa menjadi penghambat dalam perkembangan kecerdasan dan kreativitas anak. Lalu, bagaimana cara memilihi mainan edukatif untuk anak? Pada kesempatan ini, edukiper akan memaparkan beberapa cara memilih mainan edukatif sesuai kepribadian dan tipe belajar anak.

#1 Kenali Minat dan Bakat Anak

Anda tidak bisa memaksa anak untuk menyukai permainan atau mainan yang sudah anda beli. Sebagian mainan yang anda beli mungkin sama sekali tidak menarik baginya sehingga sangat jarang ia mainkan. Jika ia tidak suka, tentu anda tidak bisa memaksanya untuk terus bermain dengan mainan itu.

Untuk menghindari kondisi seperti itu, maka sebelum memutuskan untuk membeli mainan edukasi, cobalah untuk mengenali apa minat dan bakat anak anda. Pertimbangkan apa yang paling ia suka dan apa yang tidak ia suka. Jika perlu telitilah hingga ke warna apa yang ia suka.

Mengenali minat anak merupakan hal penting untuk tumbuh kembangnya sebab minat merupakan motivasi dasar seseorang dalam melakukan sesuatu. Jika anak anda tidak punya minat sama sekali dengan mainan yang anda beli, tentu akan sulit untuk memintanya mengerti dan mempelajari mainan tersebut.

Berikut beberapa cara mengenali minat anak sejak dini:
1. Kenalkan anak pada beberapa hal atau kegiatan
2. Beri kesempatan pada anak untuk beraktivitas
3. Kenali perilaku seru anak yang membuatnya begitu senang
4. Tanyakan pendapat anak tentang kegiatan yang ia lakukan
5. Diskusikan dengan anak tentang mana yang ia suka

Melalui proses mengenali minat anak, orangtua dapat sekaligus melihat tipe kecerdasan majemuk anak. Ketika anda mengenali perilaku seru anak, cobalah untuk memeriksa perilaku seru tersebut termasuk kecerdasan majemuk yang mana.

Secara umum ada delapan tipe kecerdasan majemuk, yaitu:
1. Kecerdasan linguistik = kemampuan menggunakan kata
2. Kecerdasan musikal = kepekaan terhadap irama atau nada
3. Kecerdasan logic = kemampuan menalar hubungan logis suatu peristiwa
4. Kecerdasan naturalis = mengenali benda fisik dan fenomena alam
5. Kecerdasaran intrapersonal = memahami diri sendiri
6. Kecerdasan interpersonal = kepekaan terhadap ekspresi, gerak, dan suara
7. Kecerdasan visual spasial = kepekaan terhadap warna, garis, bentuk, ruang
8. Kecerdasan kinestetik jasmani = kemampuan fisik, kecepatan, kelenturan.

Setelah mengenali bakat anak dan mengetahui tipe kecerdasan majemuknya, maka anda dapat membeli mainan edukasi yang relevan dengan minat tersebut. Dengan cara demikina, maka mainan edukatif yang anda beli akan efektif dalam mengembangkan kreativitas dan kecerdasannya.

Sebagai contoh jika anak anda memiliki kepekaan yang baik terhadap nada, musik, irama, melodi, warna suara dan sebagainya, berarti anak anda memiliki kecerdasan musikal. Karena ia memiliki minat terhadap musik, maka belilah mainan edukasi tentang musi seperti piano kecil, mainan yang dapat memproduksi musik, dan sebagainya.

Baca juga : Cara Melatih dan Meningkatkan Daya Ingat Otak.

#2 Kenali Tipe atau Gaya Belajar Anak

Sama seperti minat, anda juga harus memperhatikan tipe atau gaya belajar anak anda. Ingat tujuan anda membeli mainan edukasi adalah agar anak dapat bermain sambil belajar sehingga dapat meningkatkan kecerdasan dan kreativitas anak.

Gaya belajar adalah kecenderungan cara seseorang dalam menangkap, mengatur, dan mengolah informasi. Berdasarkan model VAK, tipe belajar dibagi menjadi tiga jenis, yaitu tipe belajar visual (melalui penglihatan), tipe belajar auditori (melalui pendengaran), dan tipe belajar kinsetetik (melalui gerak fisik).

Mengapa mengenali tipe belajar anak itu penting? Tipe belajar anak penting untuk diketahui agar orangtua dapat membantu mengembangkan potensi anak secara efektif sesuai dengan tipe atau kemampuannya. Dengan mengetahui tipe belajar anak, orangtua dapat mengetahui bagaimana cara yang paling baik untuk mengembangkan minat dan bakatnya.

Untuk Pembelajar Visual
Jika anak anda lebih mudah memahami informasi yang ia lihat daripada yang ia dengar, maka anak anda termasuk tipe pembelajar visual. Pembelajar visual biasanya memiliki minat yang tinggi terhadap warna, bentuk, dan gambar.

Mainan yang paling cocok untuk anak tipe visual adalah mainan yang menggunakan warna atau gambar yang menarik untuk dilihat sebab mereka lebih mengandalkan penglihatan. Sebagai salah satu alternatif mainan, anda dapat membelikan anak pembelajar visual satu set crayon dan kertas.

Pembelajar visual juga cenderung lebih suka membaca daripada dibacakan. Jika anak belum bisa membaca anda dapat memanfaatkan gambar-gambar dan warna untuk melatihnya. Belikanlah ia mainan berupa buku bergambar yang berwarna-warni. Ketertarikannya terhadap warna dan gambar akan sangat membantu dalam mempeljarai pengetahuan yang ada dari mainan tersebut.

Untuk Pembelajar Auditori
Jika anak anda lebih mudah memahami informasi yang ia dengar daripada yang ia lihat, maka anak anda termasuk tipe pemblajar auditori. Pembelajar auditori biasanya memiliki minat tinggi terhadap cerita, hal lucu atau lelucon.

Mainan yang paling cocok untuk anak tipe auditori adalah mainan yang melibatkan bunyi atau suara yang menarik untuk didengar sebab mereka lebih mengandalkan pendengaran. Carilah mainan yang memaparkan pengetahuan dalam bentuk suara misalnya mainan yang dapat mengeluarkan musik atau suara, atau mainan yang intruksinya dalam bentuk suara.

Untuk Pembelajar Kinestetik
Jika anak anda lebih mudah memahami informasi melalui gerak tubuh dan cenderung lebih aktif bergerak dari anak seusianya, maka anak anda termasuk tipe pembelajar kinestetik. Pembelajar kinestetik memiliki minat yang tinggi terhadap aktivitas fisik ataupun olahraga.

Mainan yang paling cocok untuk anak tipe kinestetik adalah mainan yang aplikatif yaitu yang melibatkan gerak fisik anak anda dalam memainkannya. Pada dasarnya mainan merupakan media belajar yang paling cocok untuk kinestetik karena hampir semua mainan melibatkan gerak fisik.

Meski demikian, carilah jenis mainan yang aplikatif sesuai minat dan gaya belajar anak anda. Karena pembelajar kinestetik cenderung lebih suka melakukan atau praktik langsung, maka carilah mainan sejenis balok-balok atau lego. Jika memungkinkan, ajaklah anak untuk merancang sendiri mainannya.

Baca juga : Cara Mengembangkan Potensi Belajar Pembelajar Kinestetik.

#3 Mainan yang Mengasah Imajinasi dan Kreativitas

Pada dasarnya tujuan utama ornangtua membeli mainan adalah agar anak dapat mempelajari sesuatu dari permainannya. Tapi, pada kenyataannya tidak semua mainan itu bagus untuk meingkatkan pengetahuan anak. Beberapa mainan hanya menjadi mainan belaka tanpa memberikan manfaat edukasi apapun selain hiburan.

Agar mainan yang anda beli tidak jadi hiburan belaka, maka pilihlah mainan yang dapat mengasah imajinasi dan kreativitas anak. Jangan biarkan anak menjadi pasif atau terpaku pada mainan tanpa mempelajari apapun. Gunakanlah mainan yang bersifat mekanik sehingga anak ikut berpasrtisipasi menggunakan imajinasi dan kreativitasnya dan bukan hanya memainkannya saja.

Salah satu jenis mainan yang bagus untuk mengasah kreativitas dan imajinasi anak adalah permainan bongkar pasang atau mainan lego. Tuntun anak anda untuk menyusun gambar atau membentuk suatu objek dan biarkan dia berkreasi sesuai dengan imajinasinya.

Mainan yang mengasah imajinasi dan kreativitas tidak harus mahal atau harus dibeli. Anda dapat memanfaatkan benda-benda di sekitar anda untuk menghasilkan mainan yang bersifat edukasi, Jika perlu libatkan anak anda dalam proses pembuatan mainan tersebut.

#4 Sesuaikan Dengan Usia Anak

Sebelum membeli mainan untuk media edukasi anak, tentu anda harus mempertimbangkan usia anak terlebih dahulu. Sesuaikanlah jenis mainan dengan usia anak anda sehingga mainan tersebut lebih relevan dan lebih aman untuk dimainkan.

Selain usia, anda juga harus memperhatikan perkembangan dan kapasitas anak anda. Jangan paksakan anak untuk memahami permainan yang tidak sesuai dengan kapasitasnya. Anda harus fokus pada perkembangan anak baik secara fisik maupun emosional agar mainan yang anda beli memberikan manfaat.


Tidak hanya memperhatikan manfaat dari mainan yang akan anda beli, anda juga harus mempertimbangkan keamanan anak anda. Perhatikan apakah mainan tersebut terbuat dari bahan yang aman untuk anak seusianya dan pastikan bahwa permainan tersebut benar-benar aman untuk dimainkan.

#5 Utamakan Kualitas Bukan Kuantitas

Ketika anda sudah mengetahui minat, bakat, atau tipe kecerdasan anak anda, maka anda sudah lebih mudah menentukan jenis maina apa yang paling sesuai untuk anak anda. Meski begitu, ada satu hal lagi yang harus anda perhatikan, yaitu kualitas mainan.

Ketika membeli mainan atau media belajar untuk anak, utamakanlah kualitasnya dan jangan terpaku pada kuantitas atau jumlah mainan. Sedikit mainan tapi berkualitas akan jauh lebih baik daripada banyak mainan tapi tidak berkualitas. Tentu saja kualitas tersebut dilihat dari beerbagai sudut pandang yaitu dari bahan dan manfaatnya.

Jika anak anda memiliki minat dalam hobi, maka cobalah untuk tidak membeli mainan imitasi yang murah yang kualitasnya tidak bagus. Misalnya, jika anak anda gemar melukis, maka belilah kuas dan cat air yang berkualitas bagus. Tujuannya adalah agar tidak melemahkan bakat anak.

Jika anda berfikir semakin banyak mainan akan semakin bagus, maka pemikiran anda belum tentu benar. Seringkali mainan yang terlalu banyak justru membuat anak bingung. Terlebih jika mainan tersebut tidak bekualitas. Mainan yang tepat untuk anak adalah mainan yang memiliki kemampuan untuk merangsang kemampuan peran, ketangkasan, dan kreativitas sehingga bukan jumlahnya tetapi perhatikanlah kualitasnya.

Baca juga : Cara Meningkatkan Konsentrasi saat Belajar.