Ketika berinteraksi, masing-masing individu atau kelompok mencoba untuk melihat atau mencari informasi tentang individu atau kelompok lain. Informasi-informasi tersebut bersumber langsung dari individu atau kelompok berkenaan dengan karakter atau ciri yang dapat dilihat dari luar. Sumber-sumber informasi tersebut seringkali dijadikan landasan bagi seseorang atau kelompok dalam melakukan interaksi. Dengan kata lain, cara individu atau kelompok dalam berinteraksi cenderung dipengaruhi oleh ciri atau karkater yang mereka lihat. Kondisi ini pada akhirnya akan menimbulkan proses-proses psikologi yang sangat mempengaruhi interaksi sosial seperti proses imitasi, sugesti, identifikasi, dan simpati.
Keempat faktor psikologi tersebut berkaitan langsung dengan cara pandang dari masing-masing individu atau kelompok terhadap karakter atau ciri tampak individu atau kelompok lain di lingkungan mereka.
Beberapa sumber informasi yang melandasi sikap seseorang dalam berinteraksi antaralain :
1. Warna kulit
2. Penampilan fisik
3. Jenis kelamin
4. Usia
5. Wacana
Bagaimana sumber-sumber tersebut melandasi sikap seseorang atau kelompok dalam berinteraksi sangat bergantung pada individu masing-masing. Hal itu dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk keperibadian dan kebudayaan.
Warna Kulit
Warna kulit merupakan karakter fisik yang sangat mudah untuk dikenali dan cenderung menjadi identitas yang membedakan antar ras. Orang dapat dengan mudah mengidentifikasi apakah orang lain berkulit putih, hitam, atau sawo matang.
Secara umum, individu atau kelompok masyarakat mencoba untuk menghargai perbedaan ras dan warna kulit sebagai salah satu wujud toleransi sehingga memunculkan interaksi yang positif antar individu atau golongan.
Akan tetapi, di tempat tertentu yang masih menganut sistem kelas atau sistem kasta berdasarkan ras, warna kulit sangat mempengaruhi sikap individu atau kelompok dalam berinteraksi.
Sebagai contoh, pada masa apartheid orang kulit putih cenderung tidak mau berinteraksi dengan orang kulit hitam karena orang kulit hitam dipandang cenderung berperilaku kriminal.
Penampilan Fisik
Penampilan fisik merupakan gambaran yang ditampilkan oleh individu tentang dirinya yang pada akhirnya menjadi penilain orang lain tentang seberapa menarikkah orang tersebut. Penampilan fisik meliputi tiga hal dasar, yaitu :
1. Penampilan wajah
2. Bentuk tubuh
3. Gaya berpakaian.
Penampilan wajah menjadi salah satu penampilan fisik yang sangat menentukan sikap individu atau kelompok dalam berinteraksi. Individu yang mempunyai wajah menarik cenderung mendapatkan sikap positif berupa pujian dan simpati sehingga lebih mudah dalam menemukan teman dalam pergaulan atau mencari pasangan.
Setelah penampilan wajah, penampilan fisik yang sering menjadi landasan individu atau kelompok dalam berinteraksi adalah bentuk tubuh. Bentuk tubuh sering dikaitkan dengan sifat seseorang. Misanya, seseorang berbadan besar dan tegap dengan wajah yang garang cenderung ditakuti karena dipandang sebagai sosok yang pemarah dan kuat.
Selanjutnya penampilan fisik yang mempengaruhi sikap individu atau kelompok dalam berinteraksi adalah gaya berpakaian. Pengaruh gaya berpakaian terhadap sikap orang lain banyak terjadi di Indonesia, misalnya seseorang yang berpakaian rapi lebih dihormati daripada seseorang yang berpakaian kumuh layaknya gelandangan.
Jenis Kelamin
Secara umum, setiap individu akan memperhatikan jenis kelamin dalam berinteraksi dengan orang lain. Hal itu terjadi karena terdapat beberapa perbedaan atau kondisi antara pria dan wanita yang tidak bisa serta merta digabungkan.
Misalnya, seorang gadis yang merasa enggan untuk berkumpul dengan sekelompok pria yang sedang mengobrol dan membahas tentang hal-hal yang berbau pria atau sebaliknya pria enggan mencampuri sekelompok wanita yang sedang membahas peralatan kecantikan.
Jenis kelamin juga sering menjadi pembatas individu atau kelompok dalam bertindak, misalnya seorang pereman enggan berkelahi dengan pelajar karena pelajar tersebut seorang wanita, atau seorang pria yang segan bertamu ke rumah teman wanitanya karena suami sang teman sedang tida ada di rumah.
Usia
Sama seperti jenis kelamin, usia juga mempengaruhi sikap individu atau kelompok dalam berinteraksi. Individu atau kelompok akan cenderung menghormati orang yang lebih tua dari mereka. Sebaliknya, adakalanya individu atau kelompok bersikap kurang baik kepada orang yang lebih muda.
Perbedaan usia seringkali menjadi penyebab perbedaan perlakuan misalnya ketika dua orang adik kakak berkelahi di rumah maka biasanya sang Ibu akan memarahi sang kakak karena dianggap lebih dewasa dan diharapkan lebih bisa mengendalikan diri.
Wacana
Wacana merupakan berbagai informasi yang kita peroleh tentang orang lain atau kelompok dari pembicaraan langsung. Melalui informasi yang diperoleh biasanya individu atau kelompok dapat menebak atau memprediksi sikap seseorang dan penilaian tersebut akan mempengaruhi interaksi mereka.
Misalnya, seorang pria yang sedang berbincang dengan salah satu teman wanita yang ia taksir cenderung akan menjauhi sang wanita atau mundur karena dari perbincangan tersebut ia mengetahui wanita itu sudah mempunyai pacar dan sikapnya yang terkesan materialistis membuat sang berfikir lebih panjang.
Keempat faktor psikologi tersebut berkaitan langsung dengan cara pandang dari masing-masing individu atau kelompok terhadap karakter atau ciri tampak individu atau kelompok lain di lingkungan mereka.
Beberapa sumber informasi yang melandasi sikap seseorang dalam berinteraksi antaralain :
1. Warna kulit
2. Penampilan fisik
3. Jenis kelamin
4. Usia
5. Wacana
Bagaimana sumber-sumber tersebut melandasi sikap seseorang atau kelompok dalam berinteraksi sangat bergantung pada individu masing-masing. Hal itu dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk keperibadian dan kebudayaan.
Warna Kulit
Warna kulit merupakan karakter fisik yang sangat mudah untuk dikenali dan cenderung menjadi identitas yang membedakan antar ras. Orang dapat dengan mudah mengidentifikasi apakah orang lain berkulit putih, hitam, atau sawo matang.
Secara umum, individu atau kelompok masyarakat mencoba untuk menghargai perbedaan ras dan warna kulit sebagai salah satu wujud toleransi sehingga memunculkan interaksi yang positif antar individu atau golongan.
Akan tetapi, di tempat tertentu yang masih menganut sistem kelas atau sistem kasta berdasarkan ras, warna kulit sangat mempengaruhi sikap individu atau kelompok dalam berinteraksi.
Sebagai contoh, pada masa apartheid orang kulit putih cenderung tidak mau berinteraksi dengan orang kulit hitam karena orang kulit hitam dipandang cenderung berperilaku kriminal.
Penampilan Fisik
Penampilan fisik merupakan gambaran yang ditampilkan oleh individu tentang dirinya yang pada akhirnya menjadi penilain orang lain tentang seberapa menarikkah orang tersebut. Penampilan fisik meliputi tiga hal dasar, yaitu :
1. Penampilan wajah
2. Bentuk tubuh
3. Gaya berpakaian.
Penampilan wajah menjadi salah satu penampilan fisik yang sangat menentukan sikap individu atau kelompok dalam berinteraksi. Individu yang mempunyai wajah menarik cenderung mendapatkan sikap positif berupa pujian dan simpati sehingga lebih mudah dalam menemukan teman dalam pergaulan atau mencari pasangan.
Setelah penampilan wajah, penampilan fisik yang sering menjadi landasan individu atau kelompok dalam berinteraksi adalah bentuk tubuh. Bentuk tubuh sering dikaitkan dengan sifat seseorang. Misanya, seseorang berbadan besar dan tegap dengan wajah yang garang cenderung ditakuti karena dipandang sebagai sosok yang pemarah dan kuat.
Selanjutnya penampilan fisik yang mempengaruhi sikap individu atau kelompok dalam berinteraksi adalah gaya berpakaian. Pengaruh gaya berpakaian terhadap sikap orang lain banyak terjadi di Indonesia, misalnya seseorang yang berpakaian rapi lebih dihormati daripada seseorang yang berpakaian kumuh layaknya gelandangan.
Jenis Kelamin
Secara umum, setiap individu akan memperhatikan jenis kelamin dalam berinteraksi dengan orang lain. Hal itu terjadi karena terdapat beberapa perbedaan atau kondisi antara pria dan wanita yang tidak bisa serta merta digabungkan.
Misalnya, seorang gadis yang merasa enggan untuk berkumpul dengan sekelompok pria yang sedang mengobrol dan membahas tentang hal-hal yang berbau pria atau sebaliknya pria enggan mencampuri sekelompok wanita yang sedang membahas peralatan kecantikan.
Jenis kelamin juga sering menjadi pembatas individu atau kelompok dalam bertindak, misalnya seorang pereman enggan berkelahi dengan pelajar karena pelajar tersebut seorang wanita, atau seorang pria yang segan bertamu ke rumah teman wanitanya karena suami sang teman sedang tida ada di rumah.
Usia
Sama seperti jenis kelamin, usia juga mempengaruhi sikap individu atau kelompok dalam berinteraksi. Individu atau kelompok akan cenderung menghormati orang yang lebih tua dari mereka. Sebaliknya, adakalanya individu atau kelompok bersikap kurang baik kepada orang yang lebih muda.
Perbedaan usia seringkali menjadi penyebab perbedaan perlakuan misalnya ketika dua orang adik kakak berkelahi di rumah maka biasanya sang Ibu akan memarahi sang kakak karena dianggap lebih dewasa dan diharapkan lebih bisa mengendalikan diri.
Wacana
Wacana merupakan berbagai informasi yang kita peroleh tentang orang lain atau kelompok dari pembicaraan langsung. Melalui informasi yang diperoleh biasanya individu atau kelompok dapat menebak atau memprediksi sikap seseorang dan penilaian tersebut akan mempengaruhi interaksi mereka.
Misalnya, seorang pria yang sedang berbincang dengan salah satu teman wanita yang ia taksir cenderung akan menjauhi sang wanita atau mundur karena dari perbincangan tersebut ia mengetahui wanita itu sudah mempunyai pacar dan sikapnya yang terkesan materialistis membuat sang berfikir lebih panjang.